Kawasan Taman Silo, Bekas Pabrik Tambang yang Menjadi Taman Rekreasi
Sejarah panjang kota Sawahlunto yang menjadi kota tambang batubara membuat daerah tersebut memiliki pabrik pengumpulan dan pengolahan batubara sebelum di ekspor keluar negeri. Di kawasan taman silo ini terdapat tiga tong besar yang menjulang tinggi. Tiga tong tersebut berfungsi untuk mengumpulkan batubara yang berasal dari lobang tambang, kemudian dari tong ini batubara tersebut di salurkan ke pabrik melalui jembatan kecil yang membentang dari tong ke pabrik. Dari pabrik inilah batubara tersebut dimuat ke dalam gerbong-gerbong kereta api yang kemudian diangkut menuju pelabuhan teluk bayur di kota Padang. Proses tersebut berlangsung lama, mulai dari pemerintah Hindia Belanda, kemudian diambil alih oleh perusahaan negara ketika Indonesia merdeka sampai pada akhirnya cadangan batubara di kawasan ini dinyatakan habis. Pada tahun 2003 segala aktifitas produksi batubara di kawasan taman silo ini resmi berhenti. Pabrik tersebut ditinggal begitu saja sehingga pemerintah menjadikan kawasan pabrik tersebut menjadi sebuah taman rekreasi.
Dengan terdapatnya pabrik peninggalan belanda yang ada di kawasan taman silo ini membuat tempat ini cocok untuk spot foto yang keren dengan berlatar belakang tiga buah tong besar bekas penampungan batubara. Bagi teman-teman yang ingin berkunjung, tempat ini sangat cocok juga untuk bersantai atau hanya duduk bersama keluarga. Kawasan taman silo ini juga merupakan kawasan ramah anak, terdapat berbagai permainan taman yang bisa di pakai anak-anak seperti ayunan dan seluncuran. Selain itu kawasan taman ini juga terdapat panggung kecil yang tepat berada di bawah tong bekas penampungan batubara. Panggung ini biasanya dipakai untuk acara pertunjukan atau festival seni. Bekas tong penampungan batubara yang menjulang tinggi tersebut saat ini juga dimanfaatkan menjadi jalur olah raga panjat tebing. Para komunitas panjat tebing setempat juga memanfaatnya untuk berlatih panjat tebing.
Untuk menuju ke lokasi taman silo ini tidak lah susah. Jika teman-teman dari bandara Minangkabau atau kota Padang dapat memilih trasportasi travel atau bus umum. Untuk travel dengan armada minibus ongkos yang dibayarkan berkisar Rp.50.000 sedangkan dengan bus umum hanya dengan tarif berkisar Rp.25.000. Di kota Sawahlunto sendiri terdapat berbagai macam pilihan penginapan diantara Cendana homestay dengan harga Rp.200.000 per malam, Asosiasi homestay dengan harga Rp200.000 per malam, dan juga Parai City Garden Hotel dengan harga Rp.400.000 permalam. Untuk penginapan yang terakhir ini juga merupakan bangunan lama yang sudah direnovasi, dahulunya tempat ini merupakan tempat penginapan para dokter Belanda yang bertugas sebagai tenaga kesehatan disana.
Untuk masuk ke taman silo pengunjung tidak ada dikenakan biaya masuk karena tempat ini merupakan taman hijau kota yang diperuntukkan bagi masyarakat untuk duduk atau bersantai di waktu luang seperti di sore hari. Bagi teman-teman yang ingin ke taman ini dari tempat penginapan dapat ditempuh dengan berjalan kaki karena tempat ini masih berada di kawasan pusat kota, akan tetapi kalau lagi malas dapat menaiki ojek pangkalan sebab untuk kendaraan daring belum tersedia di kota ini.
Kawasan ini juga disebut sebagai taman hijau kota maka dari itu tidak terlalu banyak terdapat toko-toko yang menjual cendra mata atau makanan disini. Biasanya penjual makanan disini lebih banyak pedagang keliling yang membuka daganganya disekitaran taman ketika pengunjung banyak. Hal tersebut sudah cukup membantu pengunjung untuk menyantap cemilan berupa bakso bakar dengan harga Rp1.000 per tusuk atau hanya sekedar minum jus dan capucino dingin dengan harga berkisar Rp.5.000.
Terima kasih atas penjelasan Kawasan Taman Silo, Bekas Pabrik Tambang yang Menjadi Taman Rekreasi
BalasHapus