Puncak Pato, Perpaduan Panorama Alam dan Peristiwa Sejarah

Pernahkah anda mendengar semboyannya orang Minangkabau “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. yang artinya adalah Adat yang di dasarkan kepada agama islam dan syari’at di dasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadist. Pernyataan tersebut merupakan kesepakatan antara kaum adat dengan kaum agama yang juga dinamakan dengan sumpah satiah bukit marapalam. Nah, bukit marapalam inilah yang memiliki sebutan lainnya yakninya Puncak Pato. Bagi masyarakat Sumatra Barat pada umumnya atau masyarakat Tanah Datar khusunya nama Puncak Pato lebih familiar di telinga mereka ketimbang nan bukik marapalam. Selain itu mendengar nama puncak pato pastinya yang terbanyang sebuah tempat untuk melihat pemandangan dari ketinggian, namun dibalik semua itu puncak pato memiliki sejarah bagi kaum adat dan kaum agama yang ada di Minangkabau.

Puncak pato saat ini merupakan salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Tanah Datar. Pengelolaannya saat ini dibawah dinas pariwisata. Objek wisata ini berlokasi di Nagari Batu Bulek, Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Untuk menuju ke lokasi ini lebih disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi baik itu roda dua maupun roda empat. Jalan menuju lokasi cukup mulus namun jalanannya agak kecil serta banyak tikungan, di tambah lagi jikalau hari hujan kawasan menuju puncak pato rawan longsor. Jadi pengendara harus extra hati-hati jikalau munuju puncak pato. Untuk rute menuju lokasi jikalau dari Kota Padang dapat langsung menuju ke Batusangkar via Padangpanjang dengan estimasi waktu 3 jam. Kemudian dari Batusangkar dilanjutkan menuju arah Sungayang dan kemudian melewati Nagari Andaleh Baruhbukik sebelum menemukan tanda atau plang nama kawasan objek wisata puncak pato yang menandakan pengunjung telah sampai disana.


Ketika berkunjung ke puncak pato tentunya memiliki keistimewaan sendiri. Dari puncak pato ini pengunjung bisa menikmati hamparan luas sawah yang membentang, jajaran bukit barisan yang masih hijau, gunung marapi yang tinggi menjulang, serta jika cuaca cerah dari puncak pato ini pengunjung juga dapat melihat sebahagian dari danau singkarak. Udara disini sangat dingin jadi jangan lupa bawa jaket jikalau kesini, ditambah lagi angin sepoi sepoi sering berhembuh diantara ratusan pohon pinus yang ada dipuncak ini yang menambah suasana yang nyaman dan sejuk.

Keistimewaan lainnya dari objek wisata puncak pato ini ialah akan sejarahnya. Dimana tempat ini menjadi saksi lahir nya kesepakatan antara kaum adat dan kaum agama. Dilihat dari sejarahnya peseturan antara kaum adat dan kaum agama sudah terjadi semenjak Belanda masuk ke ranah minang. Belanda dapat mengadu domba antara kaum adat dan kaum agama ketika itu. Namun hal tersebut dapat dipersatukan dengan lahirnya sumpat satih bukik marapalam. Perjanjian tersebut sangat berpengaruh besar terhadap budaya adat Minangkabau dan masih dipegang erat oleh masyarakat Minangkabau hingga saat sekarang ini. Untuk menghormati peristiwa tersebut di kawasan puncak pato juga terdapat monument atau tugu sumpah satiah bukik marapalam.



Tiket masuk ke kawasan objek wisata puncak pato ini cukup murah, hanya Rp 5.000 per orang. Tempat ini juga memiliki lahan parkir kendaraan yang luas. Untuk tarif parkir roda dua Rp 2.000 dan roda empat biasanya Rp 4.000. Untuk jam operasional objek wisata ini ialah mulai buka pada pukul 9 pagi dan tutup jam 5 sore dan objek wisata ini biasanya buka setiap hari untuk umum. Beberapa fasilitas tersedia disini yakninya mushola, toilet serta tempat duduk duduk pengunjung untuk beristirahat. Terdapat juga kedai-kedai kecil di dekat pintu masuk objek wista ini yang dikelola oleh warga sekitar dengan berjualan kecil-kecilan seperti air mineral dan snack yang dapat pengunjung makan sambil menikmati alam puncak pato

Selain itu, berbicara tentang penginapan, bagi yang ingin menginap disarankan untuk mencari penginapan di sekitaran Batusangkar yang berjarak sekitar 17 Km dari objek wisata puncak pato. Hal ini karena disekitaran puncak pato tentunya tidak ada penginapan. Kalau di Batusangkar sendiri banyak terdapat alternatif penginapan mulai dari hotel bintang 4 Emerisa hotel dengan tarif lebih kurang Rp 600.000 per malam, atau hotel yoherma dengan tarif Rp 300.000 per malam atau hotel pagaruyung dengan tarif Rp 350.000 permalam.

Jadi objek wisata puncak pato ini cocok bagi jiwa traveling yang suka dengan pemandangan alam plus cerita sejarahnya. Udaranya yang sejuk di tambah ratusan pohon pinus yang menghiasi puncak ini tentunya akan memanjakan mata serta sangat cocok untuk diabadikan dengan kamera. Pemandangan alam yang indah pastinya akan memanjakan mata pengunjung. Pengunjung juga akan menjadi saksi bahwa di tempat ini pernah terjadi peristiwa bersejarah di Minangkabau. Dan yang paling terpenting tentunya pengunjung agar saling menjaga kebersihan untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.