Cerita “EkspedisiDDay”, Napak Tilas Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat

Sumatera Barat, negeri yang punya cerita tentang sejarah dan melahirkan tokoh-tokoh perjuangan pergerakan bangsa dalam melepaskan belenggu penjajahan serta mempertahankan kemerdekaan. Meskipun proklamasi kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan di tahun 1945, namun Indonesia belum lah sepenuhnya merdeka. Masih dalam bayang-bayang kolonial Belanda hingga puncaknya di tahun 1948, Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia ketika itu dikuasai Belanda serta menangkap para pimpinan negara. Mandat pun diberikan kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan sementara di Wilayah Sumatera Barat agar Pemerintah Republik Indonesia ini tetap ada.

Foto bersama seluruh peserta sebelum menuju masing-masing rute ekspedisi
(foto oleh Ravi)

Entah apa yang ada dalam pikiran saya ketika itu, ketika membuka media sosial, saya melihat postingan “mencari ibu kota republik” di akun @langgam.id. Tanpa berfikir panjang saya langsung menuju link pendaftaran untuk mendaftar tanpa memikirkan hal-hal lainnya karena saya menganggap ini sebuah kegiatan yang sangat positif. Kegiatan ekspedisi ini dibagi kedalam 3 rute, ada rute 1 ke Koto TInggi 50 Kota, rute 2 sijunjung, dan rute 2 ke Solok Selatan. Saya pun memilih rute 1 karena memang belum pernah ke Koto TInggi, untuk ke Sijunjung dan Solok Selatan sudah pernah. Dari masing-masing ketiga rute perjalanan tersebut, seluruh tim akan berkumpul di Dharmasraya nantinya untuk bergabung dan merayakan hari bela negara bersama dengan Bupati Dharmasraya.


Setelah seleksi awal selesai, ternyata ada seleksi selanjutnya yaitunya video perkenal diri dan tentang PDRI yang kemudian diunggah ke akun media sosial masing-masing. Awalnya saya merasa pesimis dan mundur sajak karena ketika itu memang sedang sibuk membuat laporan pertemuan mahasiswa di semester ganjil dan rekap tugas-tugas mereka karena akan memasuki UAS. Pukul 10 malam sebagian laporan terselesaikan, namun masih kepikiran untuk membuat video perkenalan tadi karena batas pengirimannya pukul 12 malam. Niat hati ingin tidur namun ternyata disempatkan juga untuk membuat video tersebut dan terupload sebelum batas waktu yang ditentukan.


Setelah itu saya tidak berharap banyak untuk ikut ekspedisi tersebut, sebab video perkenalan saya yang tergolong biasa-biasa saja dibanding dengan peserta-peserta lainnya yang sangat kreatif menjelaskan tentang PDRI. Media sosial @75tahunpdribelanegara pun me-repost video peserta yang keren-keren. Saya beranggapan video mereka yang direpost ini yakin pasti lolos. Saya kembali pesimis karena video saya tak kunjung direpost yang artinya bagi saya ini tidak akan lolos. Namun, ketika pengumuman peserta yang lolos untuk ikut ekspedisi ternyata ada nama saya. Rasa pesimis diawal menjadi optimis dan tidak sabar untuk melakukan ekspedisi tersebut.


Perjalanan Padang - Koto Tinggi

Ekspedisi mencari ibu kota republik ini berlangsung dari tanggal 18 hingga 20 Desember 2023. Sehari sebelum keberangkatan, saya mengikuti “technical meeting” terlebih dahulu bersama teman-teman peserta lainnya yang bertempat di kantor langgam.id. Penjelasan seputar teknis kegiatan dan apa saja kegiatan yang dilakukan dipaparkan oleh panitia ketika itu. Sayapun tidak sampai selesai dan meninggalkan pertemuan tersebut lebih dahulu karena ada agenda lain yang menanti.

Tim rute 1 (Padang-Koto Tinggi-Dharmasraya)
(Foto oleh Ravi)

Pagi hari, pukul 9.30 di tanggal 18 Desember 2023, saya dengan menyandang sebuah tas ransel di punggung bergerak dari kosan di kawasan Air Tawar menuju titik kumpul di kantor langgam.id. Tiba pukul 10.00 di titik kumpul terlihat masih sebagian peserta yang ada. Salagi menunggu tim yang lengkap saya mengobrol dengan peserta-peserta lainnya termasuk dengan uni mida “uni korea” yang sebelumnya kita sudah kenal dan sama-sama ikut suatu event di Kota Padang. Satu persatu peserta pun berdatangan hingga dinyatakan lengkap oleh panitia. Sedikit penjelasan tentang rute serta diawali dengan doa bersama dan juga foto bersama menandai ekspedisi dimulai.


Tergabung dalam rute 1, perjalanan di hari pertama dimulai dari Kota Padang menuju Koto Tinggi di Kabupaten Limapuluh Kota. Diantara tiga rute ekspedisi, rute 1 lah yang paling dahulu berangkat karena ini rute yang terjauh yang akan ditempuh. Pukul 12.00 siang kami meninggalkan Kota Padang. Iring-iringan kendaraan peserta ditambah kendaraan komunitas campervan pun melaju di lintas Padang-Bukittinggi. Dua kali terjebak macet yaitunya di lembah anai dan di koto baru, ditambah istirahat. sholat, dan makan di jalan membuat tim kami sampai di Kota Bukittinggi pada pukul 4 sore.

Berkunjung kedalam Istana Bung Hatta Bukittinggi
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Tempat yang pertama kami kunjungi di hari itu yaitunya istana Bung Hatta di Bukittinggi yang tepat berada di depan jam gadang. Anggota tim beristirahat sejenak serta menyempatkan diri untuk masuk ke dalam istana Bung Hatta. Bangunan istana ini tercatat sebagai bangunan cagar budaya serta pengelolaannya di bawah Pemprov Sumatera Barat. Didalamnya terdapat arsip-arsip seperti foto-foto lama serta beberapa tulisan tentang PDRI. Tidak lama disana, kami kembali ke mobil masing-masing dan langsung berangkat kembali menuju Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh Kota.

Bangunan cagar budaya Istana Bung Hatta
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Haripun mulai gelap dan kami baru sampai di Payakumbuh. Tim pun berhenti sejenak untuk beristirahat dan sholat magrib. Hari semakin gelap perjalanan dilanjutkan di bawah guyuran hujan meskipun tidak terlalu lebat. Perlahan kami memasuki wilayah perkampungan, tampak sawah di pinggiran jalan dan jalan yang tidak lagi lebar. Menjelang sampai ke lokasi penginapan di Koto Tinggi, perjalanan sedikit terhenti karena adanya sebuah pohon yang melintang di tengah jalan, mungkin roboh tergerus air hujan. Alhamdulillah semua dapat diatasi dan kami pun sampai di Koto Tinggi atau dengan nama populernya Kampung Wisata Seribu Gonjong (Sarugo), kawasan yang memiliki banyak rumah gadang yang masih terawat. Disinilah kami beristirahat sebelum memulai kembali ekspedisi di hari berikutnya.


Perjalanan Koto Tinggi - Dharmasraya

Tanggal 19 Desember 2023, udara pagi Kampung Sarugo menyapa kami. Kabut tipis menyelimuti kampung serta bunyi aliran sungai yang tak jauh dari rumah penginapan membawa suasana alam pedesaan yang benar-benar asli. oh ya, di lokasi ini tidak ada jaringan seluler, artinya kita tidak bisa menggunakan hp kita untuk berkomunikasi ataupun membuka sosial media. Namun jangan khawatir, disini ternyata ada jaringan wifi yang mana untuk mengaktifkannya kita harus membeli voucher internet seharga Rp 11.000 untuk sehari pemakaian. Dikarenakan disana tidak sampai sehari, saya memutuskan untuk tidak beli voucher internet, jadi saya tidak bisa membuka media sosial saya selama disana.

Suasana kampung sarugo di pagi hari
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Kawasan Seribu Rumah Gonjong

Sebelum berangkat dari kampung ini, kami sarapan terlebih dahulu yang telah disediakan oleh pemilik penginapan. Saya pun juga sempat berkeliling-keliling kampung tersebut sekaligus mengambil beberapa dokumentasi. setelah berkeliling-keliling kampung saya kembali ke rumah dan mengemas perlengkapan pribadi. Ketika mempersiapkan barang-barang, saya sempat ngobrol ringan tentang kampung wisata ini dengan pemilik rumah. Beliau menceritakan sejak adanya desa wisata ini memang ada aja orang yang sengaja kesini untuk menginap di rumah gadang. Untuk biaya penginapan sendiri yaitunya Rp 100.000 per orang untuk semalaman dan sudah termasuk sarapan pagi. Setelah saya siap beres-beres, saya pun pamit kepada pemilik rumah untuk pergi melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Deretan Rumah Gadang di Desa Wisata Kampung Sarugo di pagi hari
(Foto oleh Adhmi F Ivan)


Monumen Bela Negara PDRI

Pukul 08.15 pagi tim berangkat dari Kawasan Saribu Gonjong menuju monumen bela negara Koto Tinggi. Jaraknya tidak terlalu jauh hanya sekitar 10-15 menit kami pun sampai di Monumen bela negara PDRI. Disana sangat ramai sekali dikarenakan adanya upacara memperingati hari bela yang disana secara rutin diperingati setiap tahunnya. Tampak yang hadir perangkat pemerintah daerah kabupaten, pejabat tinggi, TNI-Polri, serta masyarakat setempat yang hadir beramai-ramai yang bersiap untuk melaksanakan upacara. Demi memaksimalkan waktu dan perjalanan masih jauh, maka tim kami memutuskan untuk tidak mengikuti upacara tersebut. Tidak begitu lama, setelah melihat-lihat suasana sekitar dan mengambil dokumentasi, kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju tujuan selanjutnya yaitunya tugu PDRI yang berada di pasar Koto Tinggi.

Kawasan monumen PDRI Koto Tinggi
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Tugu PDRI Koto Tinggi

Kami pun berangkat dari monumen bela negara disaat masih banyaknya tamu undangan yang berdatangan ke monumen tersebut untuk mengikuti upacara. Tidak jauh dari monumen bela negara, tim kemudian berhenti sejenak di tugu PDRI Koto Tinggi yang berdiri pasar Koto Tinggi. Di dekat tugu tersebut juga terdapat sebuah bangunan yang tidak terlalu besar yang merupakan kantor PDRI dahulunya. Sekarang bangunan tersebut masuk kedalam bangunan cagar budaya. Namun sangat disayangkan sekali, baik tugu dan kantor PDRI tersebut kondisinya seperti tidak terawat. Tim kami pun tidak berlama-lama disana dan kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah Padang Japang.

Tugu PDRI yang berada di pasar Koto Tinggi
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Rumah perundingan dan tugu PDRI Padang Japang

Bergerak dari Koto TInggi, tim kemudian sampai di daerah Padang Japang. Disini merupakan salah satu tempat bersejarah di masa PDRI. Disinilah tempat perundingan antara pimpinan PDRI dengan utusan dari pusat dimana pemerintahan PDRI berakhir dengan dikembalikannya pemerintahan tersebut kepada pemerintah pusat setelah adanya perjanjian roem-royen. Melihat kondisi sekitar ketika itu, saya melihat sebuah tugu dan di samping tugu tersebut terdapat sebuah rumah yang bertuliskan museum PDRI. Saya dan tim tidak berlama-lama disana dan setelah mengambil dokumentasi tim pun bergerak kembali menuju tujuan selanjutnya yaitunya tugu PDRI di daerah Sago Halaban.

Foto bersama di depan rumah perundingan dan tugu PDRI Padang Japang
(Foto oleh Ravi)


Tugu PDRI Halaban

Pukul 12.00 siang, tim ekspedisi “mencari ibu kota republik” tiba di daerah Halaman. Disini terdapat tugu PDRI. Dalam sejarahnya di wilayah inilah tempat perundingan disusunnya kabinet pemerintahan PDRI pada tanggal 22 Desember 1948. Kondisi tugu ini hampir sama dengan tugu yang telah ditemui sebelumnya yaitunya seakan tidak terawat dengan baik. Kami pun tidak berlama-lama disini dan kembali melanjutkan perjalanan menuju titik terakhir yaitunya kantor bupati Dharmasraya. Tim pun sempat beristirahat, sholat, dan makan siang di Lintau, Kabupaten Tanah Datar sebelum melanjutkan ekspedisi menuju Dharmasraya.

Foto bersama di depan tugu PDRI Halaban
(Foto oleh Ravi)


Kantor Bupati Dharmasraya

Cuaca yang cerah dan jalanan yang tidak terlalu ramai membuat tim kami sampai di Dharmasraya pada waktu yang tepat. Tim kami disambut oleh tim 3 dari Solok Selatan yang terlebih dahulu sampai di Dharmasraya, sedangkan tim rute 2 Sijunjung belum sampai karena terkendala dalam perjalanan. Dengan iring-iringan beberapa kendaraan ditambah dengan kawalan patwal, rombongan memasuki kantor bupati Dharmasraya yang langsung disambut oleh Bapak Bupati Dharmasraya, Sutan Riska. Bupati pun menyampaikan selamat datang dan para pesertapun kemudian beristirahat sejenak di ruangan aula sebelum berangkat ke penginapan.

Befoto disela-sela istirahat dalam perjalanan Koto Tinggi-Dharmasraya
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Halaman kantor bupati menjadi panggung rakyat, dimana warga Dharmasraya berbondong-bondong datang menyaksikan hiburan rakyat dari beberapa artis lokal, seperti uda Rio, pembawa acara Charania, dan yang paling ditunggu penampilan darak badarak. Perayaan hari bela negara di kantor bupati tersebut merupakan puncak dari ekspedisi mencari ibu kota republik atau dengan kata lain “ekspedisDDay”.

Penyambutan tim ekspedisi "mencari ibu kota republik" oleh bupati Dharmasraya

(Foto oleh Ravi)

Temu ramah di rumah dinas bupati

Tanggal 20 Desember 2023, merupakan hari terakhir dari rangkaian ekspedisi ini. Pagi hari kami seluruh peserta berangkat dari penginapan/hotel menuju rumah dinas bupati Dharmasraya. Kamipun sarapan bersama di sana. Setelah sarapan, seluruh peserta berbincang santai dengan bapak Bupati alias diskusi ringan tentang kegiatan ini dan kemudian seluruh peserta saling memperkenalkan diri sebelum dijamu makan siang di rumah dinas tersebut. Temu ramah antar peserta pun terbilang cair dan cukup akrab meskipun datang dari berbagai kalangan seperti influencer, content creator, admin sosial media, media online, dan mahasiswa. Waktu makan siang pun tiba, seluruh peserta bersama Bapak Bupati makan siang bersama di dalam rumah. Keakrabanpun makin tercipta setelah ditutup dengan foto bersama sebelum seluruh tim meninggalkan Dharmasraya menuju Kota Padang.

Diskusi ramah tamah dengan Bupati Dharmasraya
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Berbagai cara dapat dilakukan dalam memperingati hari besar negara atau peristiwa besar negara, salah satunya ekspedisi PDRI ini. Sebuah gagasan yang tepat dalam memperkenalkan secara langsung tentang PDRI, seolah-olah kita dibawa kemasa lalu dimana inilah rute-rute perjuangan pahlawan ketika itu dalam menegaskan bahwasannya Negara Kesatuan Republik Indonesia masih ada meskipun pusat pemerintahan negara ketika itu sudah dikuasai Belanda. Besar harapan saya agar kegiatan positif ini menjadi agenda tahunan dalam memperingati hari bela negara, entah itu diselenggarakan oleh lembaga non pemerintah ataupun menjadi agenda tahunan yang diselenggarakan pemerintah yang tetap melibatkan anak muda sebagai tonggak pelestarian sejarah bangsa itu sendiri. Itulah sekilas cerita saya dalam ekspedisi hari bela negara ini, yang dituliskan dari apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan selama ekspedisi yang pada akhirnya bermuara ke sebuah istilah yang diangkat dalam kegiatan ini yaitunya “when history is your story”.

Foto bersama seluruh peserta ekspedisi di rumah dinas bupati Dharmasraya
(Foto oleh Ravi)

Penampilan Grup Darak badarak sebagai hiburan dari rangkaian kegiatan hari bela negara
(Foto oleh Adhmi F Ivan)

Bupati Dharmasraya dan peserta ekspedisi menyapa masyarakat
(Foto oleh Ravi)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.