Pisang panggang HM zen, Olahan Pisang khas Bukittinggi

Pisang merupakan salah satu buah yang kaya manfaat dan vitamin. Buah ini juga dapat diolah dalam berbagai olahan makanan. Mulai dari olahan makanan modern kekinian dengan bahan dasar pisang maupun diolah dengan cara yang simple dan tradisional. Yang terpenting tentunya tidak mengurangi kenikmatan rasa buah pisang tersebut. Salah satu olahan pisang yang dibuat menjadi makanan tradisional khas suatu daerah ialah pisang panggang HM Zen.
Kedai M. Zen yang berlokasi di pasar atas Bukittinggi
(Foto oleh Adhmi)

Pisang panggang HM zen merupakan makanan khas dari Kota Bukittinggi. Sesuai dengan Namanya, pisang panggang yakninya pisang yang pengolahannya dengan cara dipanggang. Namun jangan berpikir bahwa pisang-pisang tersebut dipanggang di atas bara api yang panas, melainkan dipanggang di atas kompor yang mana pisang tersebut ditaruh di atas wajan stainless. Pisang-pisang tersebut tidak dipanggang telalu lama, hanya beberapa menit saja kemudian dikeluarkan dari wajan stainless tadi. Setelah itu didinginkan sesaat lalu kemudian kulit pisang tersebut di pisahkan dari buahnya. Selain itu, tidak sembarang pisang yang menjadi bahan utama pisang panggang HM Zen ini. Pisang yang digunakan di kedai atau warung ini ialah pisang yang berjenis pisang ambon.

Untuk penyajian satu porsi pisang panggang ini memiliki keistimewaan sendiri yakninya hanya terdiri dari pisang ambon yang di tambah dengan kuah santan dan beberapa keping roti crecker atau roti gabin. Kuah santan yang disajikan dalam satu piring dengan pisang panggang ini tidak sembarang santan. Santan tersebut sudah diolah dengan memakai resep turun-temurun sehingga kenikmatannya tidak akan beruabah. Pisang panggang HM Zen ini sudah berdiri semenjak 50 tahun yang lalu, dan telah menjadi salah satu makanan khas atau makanan legendnya kota Bukittinggi. Rasa dari pisang panggang ini bisa dikatakan manis serta pisangnya terasa legit ketika digigit serta campuran kuah santan nya yang juga terasa manis.
Kudapan pisang panggang M. Zen
(Foto oleh Adhmi)

Warung atau kedai pisang panggang HM Zen ini berada di pusat kota Bukitinggi, lebih tepatnya di kawasan pasar atas Bukitinggi yang juga tidak jauh dari jam gadang Bukittinggi. Berjarak kira-kira 50 meter dari pelataran jam gadang yang mengarah ke belakang komplek pertokoan yang berada di belakang rumah makan simpang raya. Letak warungnya yang bisa di katakan di kawasan jam gadang Bukittinggi tentuya membuat warung atau kedai ini tidak pernah sepi. Pengunjung yang singgah kesini juga merupakan para wisatawan yang sedang berkunjung ke jam gadang dan meluangkan waktunya untuk duduk sejenak sambil menikmati pisang panggang ini. Tidak hanya para wisatawan, para karyawan toko yang berada di kawasan pasar ini juga sering makan atau hanya sekedar minum kopi ketika waktu istirahat tiba.

Pisang panggang yang dicampuri dengan kuah santan inilah yang menjadi menu utama di warung pisang panggang HM Zen Bukitinggi. Satu piring pisang panggang di hargai dengan harga Rp.8.000. harga yang cukup murah di kantong dengan rasa yang begitu manis dan nikmat, bahkan dapat juga dijadikan sebagai pengganjal perut ketika lapar. Selain menu utamanya pisang panggang, warung atau kedai pisang panggang HM Zen ini juga menyediaka menu lainnya seperti lontong sayur dengan harga Rp.7.000, bubur kacang padi dengan harga Rp.7.000, serta mie goreng atau mie rebus dengan harga Rp.10.000. Untuk minuman, warung ini juga menyediakan beberapa minuman diantaranya; kopi dengan harga Rp.4.000, teh manis dengan harga Rp.3.000 dan teh es seharga Rp.5.000, serta berbagai jus buah dengan harga berkisar Rp8.000 hingga Rp.12.000.
Suasana kedai pisang panggang M.Zen
(Foto oleh Adhmi)

Jadi, ketika berkunjung ke jam gadang Bukittinggi maka warung pisang panggang HM Zen ini patut untuk dikunjungi. Jaraknya sangat dekat dari pelataran jam gadang. Dengan harga pisang panggang yang pas untuk dikantong maka makanan ini patut untuk dicoba sayembari melepas lelah ketika berwisata maupun menghabiskan akhir pekan di jam gadang ataupun di kota wisata Bukittinggi.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.