Mengenal Budaya dan Sejarah di Kampung Saribu Gonjong (Sarugo)

Sumatera Barat memiliki alam yang indah dan arsitektur bangunan nan menarik. Kedua hal ini tentunya tidak bisa dipisahkan dari ranah minang. Rumah tradisional minangkabau yang disebut dengan rumah gadang memiliki banyak filosofi yang salah satunya adanya unsur alam yang mempengaruhi arsitektur dari rumah gadang itu sendiri. Mungkin kita sudah sering melihat rumah gadang ataupun pernah sekedar menaikinya. Kita juga sudah sering melihat pemandangan persawahan serta perbukitan ketika melintas atau berkunjung ke suatu daerah. Nah kedua hal tersebut dapat kita nikmati di desa wisata saribu gonjong (sarugo) dengan menginap di atas rumah gadang minangkabau serta berkeliling melihat hamparan perbukitan dan persawahan, serta aktifitas perkampungan yang serasa mengingatkan kita inilah kehidupan di pedesaan, dan tentunya bisa berbincang dengan masyarakat setempat seputar sejarah bangsa yang pernah terjadi disana.
Kampung Saribu Gonjong (Sarugo)
(Foto oleh Adhmi)

Lokasi
Rumah gadang minangkabau memiliki gonjong. Gonjong merupakan penamaan atap rumah gadang yang menjulang keatas. Desa wisata kampung seribu gonjong sendiri berlokasi di Nagari Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Jarak tempuh dari Kota Payakumbuh lebih kurang 2 jam, sedangkan jarak tempuh dari Kota Padang, Ibu kota Sumatera Barat lebih kurang 4 hingga 6 jam tergantung situasi dijalan raya. Kondisi jalan mendekati lokasi cukup baik meskipun jalanannya agak kecil. Di lokasi ini terdapat puluhan rumah gadang yang masih terawat. beberapa rumah gadang di jadikan penginapan bagi para wisatawan yang ingin merasakan sensasi menginap di rumah gadang minangkabau.
Rumah gadang dan jalanan setapak di dalam kampung
(Foto oleh Adhmi)

Penginapan di Desa Wisata
Para turis atau wisatawan yang datang ke tempat ini tidak hanya semata-mata datang, melihat-lihat, kemudian pergi, namun mereka akan lebih memilih menginap di kawasan desa atau kampung ini. Suasana perkampungannya bak perkampungan dimasa lalu, dimana banyak bangunan tradisional minangkabau yang masih berdiri kokoh, lengkap dengan rangkiang serta lumbung padi sebagai tempat penyimpanan padi setelah dipanen dari sawah. Nilai-nilai tradisional tersebutlah menjadikan kawasan ini menjadi 50 besar kawasan atau desa yang masuk dalam ADWI (Anugrah Desa Wisata Indonesia) dan mendapat predikat terbaik di Sumatra Barat  pada tahun 2021. Peresmian perkampungan saribu gonjong ini diresmikan oleh menteri pariwisata ketika itu Bapak Sandiaga Uno.
Salah satu penginapan di Kampung Sarugo
(Foto oleh Adhmi)

Dengan demikian tentunya rumah gadang yang terdapat di kawasan ini dijadikan sebagai nilai jual untuk para wisatawan yang ingin merasakan bagaimana tidur dan tinggal di rumah adat minangkabau. Pengelolaan penginapannya sudah terorganisir dengan baik dimana ada sebuah lembaga/koperasi masyarakat yang mengelolanya. Untuk menginap di rumah gadang kawasan saribu gonjong, para wisatawan cukup membayar Rp100.000 per orang dan itu sudah termasuk sarapan pagi. Fasilitas lainya sudah lengkap seperti kasur, selimut, bantal, kamar mandi, serta dapur yang bisa dimanfaaatkan untuk memasak.
Makan bajamba di atas rumah gadang
(Foto oleh Adhmi)

Aktivitas lainnya
Sensasi merasakan tinggal di perkampungan tradisional ranah minang tidaklah cukup dengan menginap di rumah gadang saja. Beberapa hal yang dapat dilakuan di kampung seribu gonjong ini yaitunya memerik buah jeruk langusng dari perkebunan. Wilayah ini termasuk dalam dataran tinggi yang cocok untuk perkebunan jeruk. Masyarakat setempat banyak memiliki kebun. Jeruk yang dihasilkan disini berkualitas baik, tidak jarang jeruk ini banyak ditemui di pasar-pasar di Sumatra Barat. Untuk memetik jeruk wisatawan bisa menghubingi pihak pemilik penginapan dan pemilik penginapan akan memberitahu dan mengajak wisatawan berkunjung ke kebun jeruk tersebut. Selain itu kawasan ini juga dikeliling oleh persawahan dan perbukitan dan jika kita sekedar berjalan-jalan di pinggiran kampung cukup memanjakan mata kita. Kampung saribu gonjong ini juga tidak jauh dari monument PDRI yang baru dibangun. Bangunan monument ini cukup megah dan besar. Wisatawan dapat berkunjung ke monument tesebut untuk melihat-lihat arsip dan sejarah tentang perjuangan para pahlawan dan mempertahankan NKRI dengan mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra Barat.
Monumen PDRI yang tidak jauh dari Kampung Sarugo
(Foto oleh Adhmi)

Desa Wisata Saribu Gonjong atau yang disingkat dengan Sarugo dapat menjadi pilihan kita untuk berwisata budaya dan sejarah. Hal yang di dapat tentunya sensasi merasakan tidur atau menginap di tumah gadang, rumah adat nya minangkabau. Tidak hanya itu suasana kampung sekitar seolah membawa kita terhanyut bagaimana suasana kampung di masa lalu, dikelilingi perbukitan dan persawahan, dan dialiri oleh sungai di pinggiran kampung. Berkunjung ke kebun jeruk serta memetik jeruk langsung dari pohonnya juga dapat dijadikan kegiatan selama disana. Selain itu, kita akan dapat mengenal sejarah bangsa kita dalam mempertahankan kemerdekaan di masa PDRI dengan mengunjungi monument PDRI serta tugu PDRI yang menjadi saksi bisu bahwa Indonesia masih bertahan dari penjajahan meskipun sudah merdeka di tahun 1945. Jadi, Desa Wisata Saribu Gonjong (Sarugo) menjadi tempat untuk menikmati alam minangkabau sekaligus sejarah bangsa Indonesia.
Rumah Gadang yang seakan membentuk seribu gonjong di Desa Wisata Kampung Saribu Gonjong
(Foto oleh Adhmi)




4 komentar:

  1. Sudah lama tidak kesana. Saya dulu sering liputan ke Kampuang Sarugo. Paling enak viewnya berada di atas bukit atau tepatnya di belakang rumah warga bagian atas. Disana ada kebun jeruk

    BalasHapus
    Balasan
    1. mantap uda kiem, wah sudah kesana rupanya. perjalanannya lumayan jauh ternyata tapi pemandangannya ok.

      Hapus
  2. Kampung Sarugo itu suasananya dapat minang banget cuma sayangya jauh dari mana-mana. khusus untuk healing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bang, jauh dari pusat kota, hehe, dan jaringan provider juga tidak ada. cocok untuk menenangkan jiwa hehe

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.