Festival Budaya Basinggang, Mengangkat budaya dan keindahan alam
Festival budaya basinggang merupakan sebuah nama kegiatan yang diangkat dalam memperkenalkan budaya khas dari Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar. Basinggang disini diambil dari kata singgang yang mana kata singgang secara umum dapat diartikan sebagai sebuah olahan makanan baik itu yang berasal dari ikan ataupun ayam. Untuk itu pada festival ini singgang yang ditampilkan disini ialah singgang ayam yang menjadi masakan khas masyarakat setempat. Festival tersebut mengangkat bagaimana proses memasak singgang serta kearifan masyarat setempat yang ditampilkan pada sebuah tarian kolosal anak Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.
Tarian kolosal singgang ayam
Tarian kolosal singgang ayam ditampilkan oleh puluhan anak Nagari Koto Baru. Tarian ini berceritakan bagaimana proses dari awal memasak singgang hingga singgang ayam tersebut sudah menjadi sebuah makanan yang siap untuk dihidangkan dan disantap secara bersama. Ayam yang dijadikan singgang disini ialah ayam kampung yang kemudian diolah dan dimasak dengan menggunakan bumbu dan rempah yang telah disiapkan. Singgang ayam sendiri dimasak di atas tungku serta menggunakan api yang berasal dari kayu.
Setelah singgang ayam tersebut sudah masak, maka singgang ayam tersebut sudah bisa diangkat dari kuali tempat masak untuk dihidangkan. Singgang ayam yang terdiri dari satu ekor ayam kampung tersebut dapat dimakan oleh beberapa orang. Olahan singgang ayam khas Nagari Koto Baru memiliki kuah yang kental dengan paduan rempah yang khas, serta rasa daging ayam nya yang lembut. Masyarakat, tamu serta undangan acara festival dapat sekaligus menikmati olahan daging singgang ayam tersebut yang diiringi dengan makan bajamba diatas rumah gadang.
Kearifan lokal
Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungi Tarab, Kabupaten Tanah Datar berada didataran tinggi. Jikalau diihat dari kasat mata wilayah ini berada di pinggang gunung marapi, yang tentunya wilayah yang masih banyak terdapat hutan. Berada di lereng pegunungan yang tentunya menjadikan wilayah tersebut bersuhu yang lembab maka daerah tersebut banyak ditumbuhi oleh batang kayu kulit manis. Sebagian besar masyarakat Nagari Koto Baru berladang kayu kulit manis. Ketika panen, batang kayu kulit manis di tebang, kulit dari kayu tersebut dapat dijual dengan harga ekonomis yang cukup tinggi. Selain itu kayu tersebut dapat dijual ataupun dapat dijadikan bahan bakar untuk memasak.
Hasil pertanian masyarakat Nagari Koto Baru tersebut, kulit manis, juga diangkat kedalam festival budaya Nagari Koto Baru Basinggang ini. Terdapat beberapa irisan dari kulit manis tersebut yang dipamerkan di acara tersebut. Pada kegiatan itu juga, kayu kulit manis dijadikan bahan bakar untuk memasak olahan makanan singgang ayam. Selain itu dari kulit manis tersebut dijadikan beberpa kerajinan tangan, dan bahkan ornamen hiasan dari beberapa panggung yang terdapat di lokasi dihiasi oleh ornamen kayu dari kulit manis.
Ragam festival
Festival budaya Nagari Koto Baru basinggang berlangsung mulai dari tanggal 17 hingga 19 September 2024. Dalam 3 hari tersebut beberapa rangkaian kegiatan dilaksanakan. Mulai dari pembukaan, arak-arakan, tarian kolosal, parade baju trandisional, dan salah satu kegiatan yang paling menarik ialah jelajah air terjun dua bidadari. Air terjun ini berlokasi lebih kurang 2 km dari perkampungan masyarakat Nagari Koto Baru. Jalanan menuju air terjun tersebut sudah sangat bagus dan mudah diakses. Dilokasi pengunjung dapat menikmati keindahan air terjun dua bidadari yang dikelilingi hutan tropis nya lereng gunung marapi.
Festival budaya nagari koto baru basinggang merupakan ajang promosi kebudayaan dan alam minangkabau. Selain memiliki budaya yang memiliki ciri khas tersediri, terdapat juga keindahan alam yang disediakan oleh tiap-tiap daerah tersebut termasuk dalam hal ini Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar. Festival ini menjadikan daya tarik tersendiri dan memberikan pengalaman tentang budaya dan alam dari Minangkabau itu sendiri yang harus dijaga dan dilestarikan.
penasaran sama rasa ayamnya dan aku tertarik juga dengan budaya ini :) terimakasih sudah berbagi ilmu ya kak
BalasHapus